Belum banyak yang tahu jika harga minyak pertalite di tahun ini mengalami penurunan cukup dratis, kenapa demikin? yuk simak news update sampai selesai.
Beberapa waktu lalu, ketika peperangan antara Rusia dan Ukraina tengah memanas, ternyata berimbas pada harga minyak global. Konflik geopolitik yang terus menegang tersebut, pada akhirnya berimbas juga pada keputusan presiden akan harga BBM di tanah air.
Hal ini tentu cukup memusingkan rakyat Indonesia. Terlebih lagi pertalite yang memang merupakan pengganti premium sebagai bahan bakar bersubsidi turut naik. Namun, kini harga minyak mentah perlahan mulai merosot. Lantas di angka berapakah harga minyak pertalite saat ini? Apakah ikut turun juga seiring menurunnya harga minyak global?
Fluktuasi Harga Minyak Pertalite
Di tahun 2022 lalu, Presiden Jokowi dengan berbagai pertimbangan memutuskan untuk menaikkan harga BBM. Tentu saja masih dengan alasan imbas dari ketegangan geopolitik negara penyuplai minyak terbesar kedua dunia yakni Rusia dengan Ukraina. Putusan tersebut pun pada akhir diaplikasikan secara serempak baik oleh Pertamina maupun swasta.
Namun, ketika terjadi penurunan harga dari minyak mentah dunia, kenapa hanya harga Pertamax dan beberapa BBM non subsidi lain yang turun harga? Kenapa justru harga minyak pertalite tidak bergerak turun juga? Yuk, simak penjelasannya!
Pertimbangan Perubahan Harga Pertalite
Pertamina bersama badan usaha penyedia BBM swasta resmi senantiasa memastikan ketersediaan BBM dan distribusinya berjalan lancar. Semua demi memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pada saat harga minyak mentah dunia meroket, mereka turut menaikkan harga BBM untuk menyesuaikan, tetapi saat sudah mulai turun tidak semua BBM bisa turun harga. Salah satunya pertalite. Kenapa?
Alasannya, prosentase penurunan harga minyak global belum signifikan dan masih tergolong tinggi. Sementara harga pertalite di pasaran sudah sangat murah dan di bawah nilai keekonomiannya. Itu karena adanya subsidi dari pemerintah. Oleh karena itu, Pertamina dan penyedia BBM swasta sepakat harga pertalite bertahan di angka 10 ribu.
Tidak seperti harga Pertamax turbo dan BBM subsidi lain yang bisa diturunkan karena harga jualnya sudah memenuhi nilai keekonomiannya berdasarkan harga minyak global. Maka dari itu harga jualnya bisa ikut turun. Meskipun tetap, tetapi harga Pertamina masih terbilang lebih murah daripada kompetitornya yaitu PT. BP Indonesia.
Bijak Membeli dan Bereaksi
Jadi, sekalipun beberapa saat lalu harga minyak pertalite sudah mengalami kenaikan dari tujuh ribuan ke 10 ribu dan bertahan hingga saat ini, tidak akan memberatkan masyarakat. Justru jika dipaksa untuk turun dari angka 10 ribu, sementara keekonomiannya di angka 12-13 ribu akan memengaruhi ketersediaan dan distribusinya.
Lagipula, pemerintah telah memastikan tidak akan ada kenaikan harga BBM baik subsidi maupun non subsidi hingga bulan Juni tahun 2024 mendatang. Jadi, dengan kualitas pertalite saat ini serta ketersediaannya, tidak ada yang harus Anda khawatirkan ataupun keluhkan dari harga 10 ribu tersebut.
Tidak perlu ada aktivitas yang mengarah pada panic buying, karena hal tersebut justru akan memengaruhi proses distribusi dan merugikan masyarakat sendiri terutama lapisan bawah. Itulah mengapa, kini telah ada peraturan terkait pembelian pertalite oleh beberapa jenis kendaraan tertentu.
Melonjaknya permintaan pertalite di beberapa wilayah di Indonesia dan terindikasi panic buying karena kekhawatiran kenaikan harga BBM pun juga mulai diatasi.
Baik pemerintah maupun Pertamina, akan senantiasa melakukan evaluasi dan juga pemantauan aktivitas distribusi BBM. Hal itu setidaknya rutin terlaksana per tiga bulan. Jadi, tetap membeli sesuai kebutuhan dan menaati ketentuan pembelian bahan bakar subsidi khususnya pertalite, agar tidak ada kelangkaan dan lonjakan harga. Itulah sedikit informasi terkait alasan dari naik turunnya harga minyak pertalite. Semoga dengan begini, Anda akan lebih bijak dalam bereaksi atas fluktuasi harganya maupun pembeliannya.
